Rabu, 25 Juli 2007

Surat Terbuka Buat Para Penjarah

http://www.fica.org/cs/sp-mayriot01-id


Surat Pembaca - Harian Suara Pembaruan

Jum'at, 12 Juni 1998

SURAT TERBUKA BUAT PARA PENJARAH

Redaksi Yth.,
Perusuh dan para penjarah yang terhormat, tahukah kau, temanku Lily,
tiga pekan lalu, menelepon saya sembari terisak menceritakan pengalaman
tragis yang menimpa keluarganya. ''Semuanya ludes, tak tersisa, Kak,''
begitu ia mengawali kisahnya dari seberang sana.
Aku trenyuh memikirkan nasib mahasiswi Atma Jaya itu. Ia bingung, cemas,
takut, tak tahu lagi hendak berbuat apa. ''Lily takut, bingung. Kami
semua, bokap dan nyokap, kini bersembunyi di rumah tante di Tanah Abang.
Ruko kami di Kranji habis dijarah massa. Mereka tak menyisakan satu pun,
selain pakaian di badan kami. Tolong, Kak, selamatkan kami,'' isak Lily
menutup telepon.
Lily, tentu saja, tidak sendiri. Masih ada ribuan korban lain, yang
mengalami nasib serupa. Mereka kini diselimuti ketidakpastian. Masa
depan mereka telah kau jarah, kau rampas.
Tahukah kau wahai para perusuh dan penjarah, tindakanmu telah
menyengsarakan kehidupan ratusan ribu, bahkan jutaan manusia lain yang
mengharapkan sesuap nasi dari hasil pekerjaan halal. Kau tahu,
teman-temanmu karyawan sebuah super market di Tangerang sempat menggelar
unjuk rasa, menuntut mengembalikan pekerjaan mereka, yang telah pula kau
rampas.
Kau tahu, orang-orang kecil seperti kau, yang mengantongi gaji bulanan
standar UMR. Kalau kau sempat nonton televisi, Menko Ekuin Ginandjar
Kartasasmita belum lama ini pun, melaporkan besarnya jumlah pengangguran
akibat ulahmu. Menurut Ginandjar, sekitar 50.000 orang kehilangan
pekerjaan (itu pun perhitungan kasar), karena tempat usaha mereka hancur
kau bakar atau kau jarah.
Kau tahu, sebetulnya masih banyak yang ingin saya ungkapkan. Tapi saya
tak sanggup lagi. Bau bangkai manusia dan gedung, amis darah dan bubuk
mesiu, masih mengganggu penciumanku.
Kepada aktor intelektual kerusuhan dan penjarahan saya minta satu hal:
hentikan manuver-manuver politik murahan dan bersimbah darah! Kau tahu,
kekuasaan yang dibangun di atas bangkai pengorbanan manusia lain, bakal
ambruk termakan bangkai-bangkai itu. Sadarlah!

Ngobert Nomen,
Kalimalang, Jakarta

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Betull itu!!!